Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan Hadapi Tantangan dalam Implementasi Sistem Penyiraman Otomatis Berbasis IoT di Kelurahan Lamaru

Nusantarakita.co.id, Balikpapan – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulia Balikpapan berhasil mengimplementasikan sistem penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT) di Kelurahan Lamaru. Namun, proses implementasi tidak berjalan mulus. Tim menghadapi berbagai tantangan teknis dan non-teknis yang membutuhkan kreativitas dan kerja keras untuk diatasi.
Tantangan Utama
- Keterbatasan Infrastruktur Internet
Salah satu tantangan terbesar adalah jaringan internet yang tidak stabil di beberapa lokasi. Sistem IoT membutuhkan koneksi internet untuk berfungsi optimal, namun kondisi jaringan di Kelurahan Lamaru seringkali tidak mendukung. Solusi: Tim mengembangkan sistem yang dapat dioperasikan secara manual jika koneksi internet terganggu. Selain itu, mereka menggunakan sensor otomatis yang tidak sepenuhnya bergantung pada jaringan internet. - Kurangnya Pemahaman Masyarakat terhadap Teknologi
Banyak warga yang awalnya kesulitan memahami cara kerja sistem penyiraman otomatis. Hal ini menjadi kendala dalam tahap sosialisasi dan pelatihan. Solusi: Tim melakukan pendekatan personal dengan metode penyampaian yang sederhana. Mereka juga menyediakan buku panduan dan sesi pelatihan langsung agar masyarakat lebih mudah memahami dan mengoperasikan sistem. - Kendala Teknis dalam Perakitan dan Instalasi
Proses perakitan dan instalasi sistem IoT tidaklah mudah. Tim mengalami kesulitan dalam mendapatkan komponen tertentu yang tidak tersedia di lokasi. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga mempengaruhi kinerja alat. Solusi: Tim mencari alternatif bahan yang tersedia di sekitar lokasi dan bekerja sama dengan pihak tertentu untuk mendapatkan komponen yang dibutuhkan. Mereka juga menambahkan sensor cuaca agar sistem dapat menyesuaikan penyiraman berdasarkan kondisi lingkungan.

Proses yang Dilakukan
- Survey dan Analisis Kebutuhan: Tim melakukan observasi lapangan dan diskusi dengan masyarakat untuk memahami permasalahan yang dihadapi.
- Perancangan Sistem: Sistem dirancang untuk mendeteksi kelembaban tanah dan mengatur penyiraman secara otomatis.
- Instalasi dan Uji Coba: Sistem dipasang di lokasi yang telah ditentukan dan diuji untuk memastikan fungsionalitasnya.
- Sosialisasi dan Pelatihan: Masyarakat diberikan pelatihan tentang cara mengoperasikan dan merawat sistem.
Ketua Tim KKN, Muhammad As’ad Durrofiqi, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar adalah mengintegrasikan teknologi IoT dengan kondisi lapangan yang kurang mendukung. “Kami harus berpikir kreatif untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya. Namun, ini justru menjadi pembelajaran berharga bagi kami,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa antusiasme masyarakat setelah melihat manfaat sistem ini sangat membanggakan. “Melihat warga mulai memahami dan menggunakan teknologi ini dengan baik adalah pencapaian terbesar bagi kami,” tambahnya.
Manfaat yang Dirasakan
Meskipun proses implementasi tidak mudah, program ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kelurahan Lamaru. Sistem penyiraman otomatis membantu warga menghemat waktu dan tenaga, serta meningkatkan produktivitas pertanian.(vq)




